Minggu, 13 Januari 2013

Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja

1. Etika Bisnis      
Merupakan sistem nilai yang dijabarkan dari Filosofi Perusahaan dan Prinsip-Prinsip Dasar Astra, dan dianut oleh organisasi usaha atau kelompok organisasi usaha, sebagai acuan untuk berhubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal.

UMUM      

1.1. Good Corporate Citizen      
Pengertian :
Perusahaan, Direksi, jajaran Manajemen dan seluruh Karyawan (selanjutnya disebut ‘Perusahaan’) dan Komisaris dalam bersikap, menjalankan bisnis serta kewajibannya, memberikan manfaat dan dirasakan kontribusinya oleh masyarakat, bangsa dan Negara.  

Dalam mencapai Good Corporate Citizen maka :  
Perusahaan secara konsisten menjalankan kewajibannya sebagai institusi bisnis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 
Perusahaan memilih dan menjalankan bisnis dengan cara yang sah, jujur, terbuka, bertanggung jawab dan sesuai dengan norma moral dan sosial serta tidak merugikan masyarakat umum.
 
Perusahaan membina dan melakukan hubungan baik dengan berbagai pihak dalam rangka berjejaring (networking) seperti : Institusi, Lembaga, LSM dan Asosiasi.
 
Perusahaan peka dan peduli terhadap masalah sosial dan ekonomi yang terjadi di lingkungan khususnya dan yang dihadapi bangsa pada umumnya.

Perusahaan menjaga kelestarian lingkungan, serta mengelola limbah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Perusahaan aktif berpartisipasi dalam berbagi pengalaman dan pengetahuan serta bersikap terbuka.
 
Perusahaan dimanapun berada agar bermanfaat dan dapat diterima serta didukung oleh masyarakat lingkungannya.
 
Khusus kepada pemasok Usaha Kecil dan Menengah, Perusahaan dapat memberikan bimbingan teknis untuk menjaga/meningkatkan kualitas barang dan jasanya. 
 
1.2. Good Corporate Governance  
Pengertian :
Pengelolaan Perusahaan dan bisnis dilakukan secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan Perusahaan yang mengacu pada dokumen Good Corporate Governance Code of Conduct.  

Dalam menerapkan Good Corporate Governance :  
Perusahaan melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Kewajaran untuk meningkatkan kinerja Perusahaan yang lebih baik dengan tujuan akhir meningkatkan nilai pemangku kepentingan (stakeholder value).    

Komisaris dan jajaran Manajemen memahami dan melaksanakannya sebagai contoh perilaku bagi Karyawan. 

Perusahaan menekankan pada pelaksanaan etika bisnis yang kuat dan konsisten untuk membentuk, memelihara dan membangun sikap perilaku manajemen dan Karyawan yang terpuji.    

Perusahaan melaksanakannya secara efektif untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholder value) serta melindungi hak-hak stakeholder lainnya.    

Komisaris, dan jajaran Manajemen menghindari timbulnya benturan kepentingan (Conflict of Interest) baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain seperti melakukan transaksi orang dalam (insider trading).    

Komisaris dan Perusahaan tidak diperkenankan memberi atau menerima segala bentuk imbalan dari pihak yang bertransaksi atau berkepentingan baik langsung maupun tidak langsung.    

Komisaris dan Perusahaan menjaga keamanan dan kerahasiaan serta membatasi akses dari pihak yang tidak berkepentingan atas data dan informasi Perusahaan.                                                                        
 
2. Etika Kerja
Merupakan sistem nilai yang dianut secara perorangan yang termasuk etika hubungan antar Karyawan dan perusahaan. Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat ke dalam (perusahaan), yakni antara Karyawan dan perusahaan secara umum.

Kumulasi Sikap, perilaku, cara berhubungan dan bagaimana proses kerja dilaksanakan, akan membangun “Budaya Kerja” yang merupakan salah satu elemen penting dalam Perusahaan.

 Etika Kerja meliputi hal-hal berikut ini :  
1. Sikap Karyawan dalam Perusahaan     
2. Sikap Karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perusahaan    
3. Hubungan Karyawan dengan Atasan dan dengan Bawahannya    
4. Hubungan Karyawan dengan Sesama Karyawan   
 
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai butir-butir di atas.  
Karyawan dalam perusahaan :      
Menjadi warga Perusahaan yang baik, mentaati peraturan Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku.        
Menggunakan dan mengembangkan potensinya secara optimal untuk kepentingan Perusahaan.        
Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara bersama-sama membangun budaya kerja yang baik.    
 
2. Karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perusahaan :    
Menggunakan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Perusahaan dan tidak untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.      
Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta dan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan tidak menggunakannya untuk kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu.      
Menjaga nama baik Perusahaan dalam sikap dan perilakunya, baik di luar maupun di dalam Perusahaan.    
 
3. Karyawan dengan Atasan dan Bawahannya di Perusahaan :       
Atasan sebagai panutan, pengarah dan pembimbing bawahannya dan bertanggung jawab atas perilaku, kinerja dan unjuk kerja bawahannya di Perusahaan.    

Bawahan secara aktif mengembangkan diri dan mengekspresikan potensinya dalam arah dan di bawah tanggung jawab Atasannya.    

Saling menerima, menghargai dan membina kerjasama dalam suasana keterbukaan didasari ketulusan dan itikad baik. 

4. Karyawan dengan sesama Karyawan :   
Saling menghargai, mendorong semangat dan membina kerjasama dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.    

Mengembangkan integritas, keterbukaan dan kelimpahruahan dalam hubungan yang harmonis sebagai warga Perusahaan.

 Sumber :
http://www.component.astra.co.id/gcg.asp?id=1003150&lang=EN
Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan

PENDAHULUAN
Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari kebutuhan. Kebutuhan manusia tidak terbatas padahal alat pemenuhannya terbatas. Manusia tidak akan ada puasnya, sebagaimana disebutkan manusia sebagaia makhluk ekonomi itu tidak akan memiliki rasa puas. Satu keinginana telah terpenuhi , maka keinginan lainnya akan bermunculan dan manusia akan berusaha mendapatkannya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Terdapat beberapa tingkatan kebutuhan manusia, dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia saat itu juga.

Sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier merupakan kebutuhan pelengkapnya. Manusia memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan primernya untuk bertahan hidup, tanpa adanya pemenuhan kebutuhan primer manusia tidak akan mampu bertahan hidup, contoh kebutuhan primer antaralain makanan, sandang dan papan . Dalam berbisnis, tidak semua orang melakukan dengan seenaknya, tentu terdapat etika-etika tertentu yang mengikatnya dan menuntunnya. Etika etika ini akan menyertai kita dalam berbisnis dengan baik. Maka dari itu kita perlu mempelajarinya dan mengamalkannya dalam kehidupan berbissis kita sehari-hari. Etika dalam berbisnis ini sangat mempengaruhi prospek kita kedepannya. Semakin jauh bisnis yang kita lakukan semakin besar pula etika yang harus kita pegang atau kita miliki. Karena etika inipun menyangkut kenyamanan kita dalam berbisnis (bagi partner kita atau rekan bisnis kita dan bagi diri kita sendiri). Untuk mengetahui lebih dalam bisnis dan etika bisnis, tulisan ini bermaksud akan menguraikan penjelasan mengenai dunia dan penjelasan bisnis serta etika dalam berbisnis.

PEMBAHASAN

A. Definisi Bisnis Ditilik dari Segi Pengertian, Aspek, Tujuan, Prinsip, Jenis, Ide dan Pengelompokan Definisi bisnis dapat dijabarkan dari pengertian, aspek, tujuan, prinsip, jenis, ide bisnis dan pengelompokannya.

1. Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya-penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.

2. Aspek-Aspek Bisnis
Terdapat aspek-aspek tertentu dalam dunia bisnis, antara lain:
a. Kegiatan individu atau kelompok
b. Penciptaan nilai
c. Penciptaan barang dan jasa
d. Keuntungan melalui transaksi

Elemen dari sebuah bisnis yaitu:
a. Capital (Uang)
Untuk memulai sebuah bisnis, pasti dibutuhkan modal. Modal yang paling utama adalah uang. Untuk membeli peralatan, untuk penggajian, bahkan keuntungan yang nyata diperoleh adalah uang. Maka dari itu kita harus pintar pntar dalam melihat atau mencari peluang yang akan menghasilkan uang.
b. Materials (Bahan-Bahan)
Disini, setelah modal tercukupi maka memulai untuk menentukan bahan-bahan yang akan dipakai. Yang merupakan faktor produksi yang nantinya diolah untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
c. SDM(Sumber Daya Manusia)
Disini sangat dibutuhkan kualitas tinggi dan kompetitif
d. Managment Skill (Keterampilan manajemen)
Sesuai dengan prosedur dan tata kerja manajemen
 
3. Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh bagian-bagian organisasi perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian, tujuan bisnis antaralain:
a. Profit (keuntungan)
b. Growth (pertumbuhan)
c. Continuity (berkesinambungan)
d. Stability (stabilitas)
e. Public Service (pelayanan umum)
f. Will Fare (sejahtera)
 
Orientasi Bisnis ada 2:
a. Profit (mencari keuntungan)
Dalam berbisnis orang mana yang tidak ingin untung, semua orangpasti ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Maka dari itu dalam berbisinis mereka akan melakukan apapun yang terbaik untuk mendapatkan keuntungan dari bisnisnya tersebut.
b. Nonprofit (tidak mencari keuntungan)
Dalam jangka panjang, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, namun terdapat banyak hal yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam bisnisnya, diantaranya:
a. Market standing
Marketing standing yaitu penguasan pasar yang akan menjadi jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka panjang.
b. Innovation
Innovation yaitu inovasi dalam produk (barang atau jasa) serta inovasi keahlian. Tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai tamabah pada suatu produk,misalnya shampoo 2 in 1.
c. Physical and financial resources
Physical and financial resources perusahaan memiliki tujuan penguasaan terhadap sumber dayafisik dan keuangan untuk mengembangkan perusahaan menjadi semakin besar dansemakin menguntungkan.
d. Manager performance and development
Manager merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai kemampuan dan keahlianyang sesuai dengan profesinya. Maka diperlukan peningkatan kinerja dan pengembangan kemampuan manager melalui serangkaian kegiatan kompensasi yang menarik dan program.
e. Worker Performance and Attitude
Untuk kepentingan jangka panjang, maka sikap para karyawanterhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat bekerja dengan baik
f. Public Responsibility
Bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadinya polusi dan menciptakan lapangan kerja.

4. Prinsip-Prinsip dalam Berbisnis
Individu atau sekelompok orang yang berbisnis tentu memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankan bisnisnya. Prinsip-prinsip yang mereka pegang dan laksanakan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh pembisnis antaralain:
a. Identifikasi peluang bisnis sistem bersikap adil terhadap para pekerja dan tidak berprasangka buruk sebelum terbukti.
b. Menyediakan waktu cukup untuk memeriksa segala pemasukan dan pengeluaran .
c. Hati-hati dalam menyepakati setiap perjanjian tertulis agar tidak perlu terjadi planggaran dikemudian hari.
d. Bertanggung jawab.
e. Bersikap tenang dan percaya diri bahkan dalam masa-masa sulit.
f. Kontrol pengendalian yang baik dalam menjalankan usaha.
g. Lebih baik memaksimalkan penghasilan daripada mengurangi pengurangan yang sebenarnya wajib dikeluarkan.
h. Memberi utang pada pihak lain boleh tapi harus hati-hati dan teliti.
i. Harus tegas dalam memimpin dan mengambil keputusan , jangan ragu-ragu.
j. Jangan menyiakan-nyiakan kesempatan dengan menunda-nunda pekerjaan.
k. Ramah dan sabar menghadapi orang lain.
l. Berhemat dalam pengeluaran, dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu.
m. Harus rajin dan tekun.

5. Jenis-Jenis Bisnis
Terdapat beberapa jenis-jenis bisnis antaralain:
a. Monopsoni
Monopsoni, adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam suatu pasar komoditas. Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh.
Contohnya : hanya ada satu perusahaan yang menangani kereta api di Indonesia yaitu, PT.KAI
b. Monopoli
Monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap.

b. Oligopoli
Oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
d. Oligopsoni
Oligopsoni adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
 
6. Ide Bisnis
Ide-ide dalam dunia bisnis yang diciptakan individu atau sekelompok berasal dari:
a. Pengalaman terdahulu
b. Hobi dan minat pribadi
c. Kesempatan dan peluang
d. Saran orang lain
e. Pendidikan
f. Teman dan saudara
g. Bisnis belajar, dan lain-lain
 
Dapat diketahui bahwa dengan demikian, ide bisnis dapat muncul dari berbagai aspek kehidupan manusia, banyak hal yang dapat dijadikannya motivasi dan inspirasi untuk berbisnis dan mengembangkan bisnisnya. Ide-ide yang muncul didominasi oleh belajar dari pengalaman, karena semakin banyak dan lama seseorang memiliki pengalaman-pengalaman dalam bidang bisnis, semakin membuat orang tersebut mengerti dan mahir dalam berbisnis. Karena secara tidak disadari dengan berbiasa bebisnis orang tersebut telat terlatih dan terbiasa sehingga ide-ide pun mudah bermunculan, pikirannya pun dengan mudah akan menghasilkan ide-ide baru.

Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas lima bidang usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Industri ( Industry )
Bidang industri yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya. Contohnya : Industri otomotif, perhutanan, perkebunan, pertambangan dan penggalian.
b. Bidang perdagangan ( commerce )
Bidang perdagangan yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri ataupun anranegara. Contohnya : distributor, agen, makelar, peritel besar, dan peritel kecil.
c. Bidang jasa ( service )
Bidang jasa yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contohnya : jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, dan pengacara.
d. Bidang agraris
Yaitu kegiatan memproduksi hasil pertanian.
e. Bidang ekstraktif
Yaitu kegiatan memproduksi hasil pertambangan.

B. Bentuk Kepemilikan Bisnis
Terdapat beberapa kepemilikan bisnis secara umum yaitu:
1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
a. Kelebihan
1) Seluruh laba menjadi miliknya. Bentuk perusahaan perseorangan memungkinkan pemilik menerima 100% laba yang dihasilkan perusahaan.
2) Kepuasan Pribadi. Prinsip satu pimpinan merupakan alasan yang baik untuk mengambil keputusan.
3) Kebebasan dan Fleksibilitas.
4) Sifat Kerahasiaan.
b. Kelemahan
1) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
2) Sumber keuangan terbatas.
3) Kesulitan dalam manajemen. Semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pengaturan karyawan dan sebagainya dipegang oleh seorang pimpinan.
4) Kelangsungan usaha kurang terjamin

2. PT (Perseroan Terbatas)
Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.
 
3. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.
terbatas.

4. Firma
Firma adalah sebuah persekutuan antara 2 orang atau lebih dengan nama bersama yang bertujuan untuk menjalankan usaha bersama. Tanggung jawab masing-masing anggota badan usaha firma, yang disebut firma adalah tidak terbatas. Laba yang diperoleh jika anda menggunakan badan usaha firma ini akan dibagi bersama-sama. Begitu pula jika menderita kerugian, semua anggota firma menanggung beban kerugian tersebut.

5. Koperasi
Koperasi adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi

 B. Permasalahan yang Terjadi Dalam Dunia Bisnis
Dalam bisnis tidak lepas dari masalah, bisa masalah dalam lingkungan makro (organisasi dan perantaranya), maupun internal (permasalahan pribadi). 
 
Masalah yang utama antaralain:
1. Kurangnya Motivasi
Motivasi merupakan unsur pendorong terpenting dalam dunia bisnis, adanya motivasi dalam setiap individu-individu pemilik dan penggerak bisnis itu sangat diperlukan, karena dengan adanya moivasi akan timbul kerja keras dan mengusahakan suksesnya bisnis yang dijalaninya. Oleh karena itu, kurangnya motivasi para penggerak bisnis, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan lancar. Kurangnya motivasi dapat mempengaruhi sikap malas para pekerjanya. Motivasi tersebut dapat timbul dari dalam diri individu, dari luar bahkan dari perusahaan itu, misalnya besar kecilnya gaji yang diterima.
2. Minimnya Modal
Modal merupakan unsur pembangun bisnis yang penting, karena besar kecilnya bisnis yang akan dijalankan tergantung dengan modal yang dimiliki. Terdapat dua jenis modal yaitu modal tetap dengan modal lancar.
3. Tidak percaya diri
Ketakutan yang muncul dari para penggerak bisnis juga mempengaruhi maju tidaknya bisnis yang dijalankannya. Ketidakpercayadirian dalam mengembangkan usaha merupakan salah satu faktor ketidakberkembangnya bisnis.
4. Manajemen pribadi yang tidak terarah
Manajemen yang baik juga diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Ketrampilan dan keahlian dalam memanajemen sebuah bisnis, akan membuat bisnis yang dijalankan semakin maju dan berkembang, dan sebaliknya keridakmampuan dalam memanajemen bisnis, akan mempengaruhi kemundurn bisnisnya.
 
D. Definisi Etika Bisnis ditilik dari Segi Pengertian, Tujuan, dan Prinsip
Dalam menjalankan bisnis harus dilandasi dengan etika-etika bisnis, agar bisnis yang dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Dalam kelompok bisnis biasanya memiliki etika bisnis yang sama. Berikut akan dijabarkan mengenai pengertian, tujuan, dan prinsip etika bisnis
1. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis menurut pendapat para ahli yaitu:
a. MenurutVelasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
b. Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us already have a good sense of what is right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other risk” (“Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko kehidupan yang lain.”)
c. Menurut Steade
Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis
d. Menurut Business & Society – Ethics and Stakeholder Management
Etika bisnis adalah perilaku yang baik dan buruk atau benar dan salah yang terjadi dalam konteks bisnis.
Jadi etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
2. Tujuan Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis antaralain:
a. Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masuh lemah dan ragu, Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu diberikan perhatian serius. Karena dalam berbisnis kita harus memiliki etika guna memberi kenyamanan berbisinis terhadap partner sehingga partner nyaman berbisnis dengan kita dan tidak merasakan kekecewaan. Bukan saja hal hal bisnis tetapi etika pun perlu kita pegang. Biasanya orang melihat bagaimana etika kita dalam menghadapi partnernya ,disitulah mereka akan menilai baik atau cocok atau tidaknya partnernya tesebut. Etika etika ini bukan hanya dari cara kita berbisnis tetapi sikap kita pun harus dapat menunjukan attitude yang baik dan sopan, saling menghargai.
b. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting dalam pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akansanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
c. Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tept di dalam profesinya.
d. Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat
 
3. Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
a. Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
b. Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
d. Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
 
Selain prinsip, adsa juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan unsur terpenting dalam dunia bsinis, karena sekali mendapkan predikat tidak jujur akan sangat mempengaruhi perkembang bisnis yang dijalankan. Kepercayaan partner atau rekan bisnis kitaitu sangat penting dan wajib kita junjung tinggi . sekali kita berbohong atau tidak jujur maka kedepannya pun akan sulit bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dan ini akan menghambat karir kita kedepannya. Semakin besar kita jujur dan beertanggungjawab yang kita pegang semakin besar pula kebebasan yang kita miliki
b. Keadilan
Melakukan seseorang sesuai dengan haknya. Misalnya, dalam memberikan upah kepada karyawan maka harus sesuai standar
c. Rendah Hati
Melakukan bisnis hendaknya tidak dengan sombong. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk atau jasa.
d. Simpatik
Mengelola emosi dan menampilkan wajah simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
e. Kecerdasan
Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

E. Pelaksanaan Etika Bisnis di Indonesia
Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus baru. Sebagai sesuatu yang baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya bisnis di dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indokannynesia. Dalam memproduksi sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan cirri khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, masyarakat Indonesia termotivasi untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis. Secara normatif etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus semenjak diberlakukannya UUD 1945 khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan dari pasal 33 UUD 1945 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan ekonomi Negara Republik Indonesia semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik negeri ini.

Hal yang menghambat etika bisnis Indonesia dari segi budaya adalah masih menguatnya prinsip kekeluargaan dalam masyarakat. Hampir semua perselisihan dan pertentangan antar kelompok diharapkan akan beres begitu saja, jika pendekatan yang dipakai adalah kekeluargaan.
Kondisi sosial politik di Indonesia juga menghambat perkembangan etika bisnis. Jika dilihat dalam konteks etika bisnis dengan menyentuh peran Negara dalam system perekonomian nasional. Peran pemerintah sebagai regulat perusahaan tidak memberikan perhatian pada periaku etis, maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Praktek ini bias merugikan kerugian perusahaan lain, masyarkat maupun Negara.

F. Hubungan Etika dengan Modal
Seperti implementasinya dalam dunia bisnis, etika bisnis memegang peranan penting, karena bisnis akan berjalan kacau ketika tidak diimbangi dengan manajemen yang baik dan peraturan-peraturan yang mengikat didalamnya. Peraturan ini dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis. Menyangkut hal tersebut etika bisnis dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan modal. Misalnya kode etik etika bisnis dengan modal kecil adalah suatu ketetapan yang harus di taati dan tidak boleh dilanggar dalam menjalankan bisnis itu walaupun sebenarnya bisnis modal besar juga harus punya kode etik etika dalam berbisnis, Tapi karena modal bisnisnya kecil maka tentu saja harus punya kode etik yang jelas kalau tidak yang rugi tentu saja yang menyediakan modal besar kalau yang kecil ya paling cuma rugi tenaga dan waktu saja. Kode etik dalam berbisnis ini lebih banyak terkait dengan peraturan yang harus ditaati oleh semua pihak yang sifatnya mengikat
 
G. Perbedaan Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah.
Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni:
No Etika Agama
1. Mendasarkan diri pada argumentasi rasional Menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan
2. Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk Agama mengajarkan perintah dan larangan
3. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik.
Dalam agama dikenal sebuah ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.

H. Tanggungjawab Sosial Pelaksanaan Bisnis
Pelaksanaan bisnis harus didasari dengan rasa dan sikap tanggungjawab baik terhadap Tuhan, Keluarga Masyarakat dan Lingkungan Hidup agar bisnis yang dijalankannuya itu selaras dan tidak merugikan aspek penting dalam kehidupan manusia.
1. Terhadap Tuhan
Pelaksanaan bisnis harus dilandasi dengan iman dan takwa kepada Tuhan YME karena dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME mereka akan melaksanakan bisnis yang sehat, tidak berbuat curang dan dapat meminimalisir terjadinya persaingan yang negative dalam dunia bisnis. Tanggungjawab sosial terhadap Tuhan ini merupakan salah satu bentuk tanggungjawab pembisnis terhadap penciptanya, hal ini dapat diwujudkan dengan:
a. Menerapkan prinsip jujur, sabar, rendah hati, dan bertanggungjawab.
b. Memiliki rasa solidaritas dan toleransi antar pembisnis
c. Menciptakan keharmonisan antar pembisnis
2. Terhadap Keluarga
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis hasrus pula didasari atas rasa tanggungjawab terhadap keluarga, karena kemajuan dan keberhasilan suatu bisnis berkorelasi terhadap keluarga. Tanggungjawab sosialnya antaralain
a. Melaksanakan bisnis dengan kerja keras, pantang menyerah namun tetap bertanggungjawab terhadap keberadaaannya sebagai anggota keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga, hal ini dapat dilakuakan dengan selalu menjalankan bisnis secara sehat, karena apabila bisnis dilakukan tidak secara sehat yang akan terkena dampak adalah keluarganya, nama baiknya menjadi tercoreng di masyarakat.
c. Walaupun menjadi seorang pembisnis yang sibuk namun tetap bertanggungjawab terhadap keluarganya, dengan menyeimbangkan antara waktu untuk keluarga dan waktu untuk berbisnis, agar keduanya berjaalan dengan lancar tanpa keluarga merasa ditelantarkan.
3. Terhadap Masyarakat
Keberadaan bisnis tentu tidak lepas dari masyarakat, oleh karena itu pelaksanaannya harus dilandasi dengan rasa tanggungjawab terhadap masyarakat, baik produk yang dihasilkan ataupun dampak-dampaknya. Tanggungjawab tersebut antaralain:
a. Bisnis yang dijalankan dapat menyerap tenaga kerja di ditempat bisnis tersebut berada
b. Tempat berlangsungnya bukan di tanah milik daerah setempat.
c. Bisnis yang dijalankan tidak mengganggu kelangsungan hidup masyarakat sekitar.
d. Bisnis yang dijalankan tidak membawa dampak negatif terutama dalam hal kesehatan masyarakat sekitar, sebisa mungkin kita hindarkan dampak dampak negatif ini.
4. Terhadap Lingkungan Hidup
Pelaksanaan bisnis harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan tempat bisnis tersebut berada, terutama bisnis dalam bidang industri yang selama ini selalu menjadi momok bagi masyarakat akan dampak-dampak buruk yang disebabkannya. Olehkarena itu, seharusnya para pembisnis memiliki rasa tanggungjawab sosial terhadap lingkungan hidup, agar lingkungan hidup tetap terjaga kelestariannya.

Sumber :
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2825:haidi-dalilah-1151351-jurnal-ilmiah&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69

ETIKA WIRAUSAHA, TANTANGAN SERTA PERMASALAHAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan, pada saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu, pakaian, dan sebagainya.

Suatu kegiatan usaha haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma itu digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usahanya dijalankan dengan memperoleh simpati dari berbagai pihak.

Etika dalam arti luas :
    * Etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya, karena masing-masing masyarakat beragam adat dan budaya.
    * Etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat.
    * Tingkah laku itu perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku dimasyarakat.

Etika wirausaha secara umum :
    * Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.
    * Berpenampilan sopan dalam suatu situasi atau acara tertentu.
    * Cara berpakaian yang layak dan pantas.
    * Cara berbicara yang santun dan tidak menyinggung orang lain
    * Perilaku yang menyenangkan orang lain.

 Etika dan norma setiap pengusaha :
1. Kejujuran.
2. Bertanggung-Jawab.
3. Menepati Janji.
4. Disiplin.
5. Taat Hukum.
6. Suka Membantu.
7. Komitmen Dan Menghormati.
8. Mengejar Prestasi

Tujuan dan manfaat etika wirausaha :
   1. Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan.
   2. Manfaat etika bagi perusahaan.
             - Persahabatan dan pergaulan.
             - Menyenangkan orang lain.
             - Membujuk pelanggan.
             - Mempertahankan pelanggan.
             - Membina dan menjaga hubungan.
 
Wirausahawan sebagai pelaku bisnis dalam interaksinya dengan mitra mitra usaha akan dihadapkan pada kondisi yang menguntungkan maupun yang merugikan. Wirausahawan akan berada pada lingkungan yang beragam, bila dilihat dari aspek dunia usahanya, status sosialnya, maupun dari aspek norma yang dianutnya, Wirausahawan yang berhasil salah satu cirinya dapat dilihat dari segi kemampuan bergaul dalam kehidupan bisnisnya. Oleh karena itu, aspek pergaulan memegang peranan penting, maka bagi seorang wirausahawan disamping memiliki kemampuan memimpin dan berbisnis harus memiliki serta memahami etika bisnis. Disamping dipahaminya etika bisnis, kemampuan mengidentifikasi dan menghadapi permasalahan bisnis pun juga tidak dapat dikesampingkan.

Masalah yang dihadapi usaha kecil:
1. Permodalan dan akumulasinya.
2. Memperoleh informasi pasar.
3. Mendapatkan alih teknologi.
4. Manajemen.
5. Peluang pasar.
6. Inovasi.
7. Kesempatan dalam mengembangkan.
8. Skala ekonomi.
9. Kekuatan tukar menukar (bargaining power).

Berbagai perubahan dalam dunia usaha seorang wirausahawan harus memperhatikan berbagai perubahan dalam global usaha yang akan mempengaruhi iklim yang akan atau sedang ditekuninya. Beberapa kecenderungan yang sangat kuat akan mentransformasi perubahan lingkungan usaha pada dekade 90-an ini. Kecenderungan-kecenderungan tersebut meliputi perubahan dari pendekatan modal yang bersifat finansial menjadi modal yang bersifat sumber daya manusia. Perubahan tersebut menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai keunggulan yang kompetitif dalam organisasi usaha manapun. Perusahaan mulai mengincar pegawai khususnya manajer yang berkualitas/sukses seperti Tanri Abeng, bahkan diantaranya melakukan pembajakan tenaga kerja yang dianggap penting. Perubahan lainnya adalah bergesernya tempat dari tugas manajemen menengah (middle management) sebagai akibat adanya revolusi komputer. Komputer sebagian besar akan banyak menggantikan tugas tugas manajer menengah sehuingga top manajer akan banyak memanfaatkan komputer dalam pengambilan keputusannya. Memulai komputer seorang manajer dapat mengakses berbagai data dari Bank Data maupun internet. Dilain pihak robotisasi akan menggantikan pekerja perkeja di lini perakitan (Naisbitt dan Aburdence, 1985).

Dalam menjalankan usaha atau memulai suatu usaha baru bagi wirausahawan domestik harus pula memperhatikan adanya perubahan perubahan dalam masyarakat atau dalam dunia usaha.

Beberapa perubahan yang patut dicatat adalah :

1. Munculnya masyarakat berkesejahteraan baru (Middle and up income group)

Perubahan ini disebabkan oleh ;

    * Adanya kemajuan di bidang pendidikan, komunikasi, perhubungan dan keuangan.
    * Peluang-peluang yang diciptakan oleh pemerintah.
    * Jaringan kerja internasional (international network) akibat industri di Jepang. Korea Selatan, Taiwan dan Singapore
    * Perubahan nilai-nilai masyarakat yang memungkinkan penghasilan ganda (suami-isteri).

2. Lahir generasi baru di pedasaan yang berpendidikan lebih tinggi (Tamat SLTP dan SLTA).
    * Keberhasilan program KB.
    * Pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan.

3. Revolusi komunikasi.
    * Perkembangan yang pesat dalam dunia pertelevisian.
    * Jaringan komunikasi yang makin canggih . Telpon genggam, internet, dsb.

4. Muncul tuntutan terhadap “convenience”dalam segala hal.
    * Meningkatkan daya beli.
    * Keterbatasan Produk yang ditawarkan makin banyak, dan

a. Cepat dapat dikonsumsi (fast food.)
b. Mudah dipakai/mudah dibuka untuk kemasan.
c. Bisa dicicil atau dibayar melalui kartu kredit (credit card).

5. Proses pengambilan keputusan makin pendek.
    * Muncul iklan-iklan yang menarik di televisi yang dapat dilihat dari pedesaan.
    * Selera konsumen dapat pipengaruhi dan diubah.

6. Terjadi perluasan pasar produk-produk bermerk
    * Masyarakat kian menggandrungi produk bermerk
    * Promosi yang gencar dan super intensif terhadap produk bermerk.

Sumber : http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-40903-modul%20kinerja%20kewirausahaan-MODUL%206%20%20ETIKA%20WIRAUSAHA,%20TANTANGAN%20SERTA%20PERMASALAHAN%20DALAM%20KEWIRAUSAHAAN.html


 
Peranan Etika Dalam Bisnis

Etika Berbisnis mengajarkan bagaimana tahapan-tahapan dari saat kita merencanakan suatu bisnis,proses bisnis,dan yang lainya sampai kita mendapatkan suatu kesuksesesan dalam berbisnis. Kesuksesan dalam berbisni pun tergantung dari etika berbisnis. Kesuksesan adalah bisnis yang tidak sering mendapatkan kegagalan, kemudian dikatan sukses apabila bisnis tersebut sering memperoleh keuntungan.

Sedangakan Etika bisnis adalah suatu proses dimana proses tersebut mengajarkan kita dalam berbisnis. Jadi hubungannya dalah kesuksesan dalam berbisnis akan terjadi apabila kita sangat memahami etika-etika yang ada dalam berbisnis.

Setiap orang wirausaha memiliki etika bisnis masing-masing, namun secara umum etika bisnis tersebut sama. Seorang wirausaha terbagi menjadi dua bagian dalam memahami etika bisnis. Yang pertama adalah Seorang wirausaha yang memahami etika bisnis sebelum dia mmulai bisnis. Maksunya dalah seorang wirausaha tersebut telah mendapatkan suatu ilmu mengenai etika bisnis. Setelah memahami seorang wirausaha tersebut baru melakukan bisnis.

Adapun yang kedua adalah seorang wirausaha yang memahami etika bisnis setelah dia melakukan bisnis. Tipe seorang wirausaha inilah yang sering belajar dari kegagalan. Jadi dia memahami bagaimana beretika dalam berbisnis tersebut setelah dia merasakan bagaimana gampang susahnya dalam berbisnis.

Banyak sekali yang diajarkan dalam suatu etika berbisnis diantaranya mencari gagasan untuk memulai bisnis, perencanaan bisnis, proses berbisnis, pemasaran usaha, dan lain lain. Bahkan didalam etika bisnis pun kita diajarkan bagaimana saat kita mendapatkan kegagalan dan menghadapi kegagalan tersebut.

Jadi untuk berbisnis dibutuhkan sekali etika bisnis apabila bisnis tersebut ingin berjalan sesuai dengan etikanya tersebut. Memahami etika bisnis bukanlah hal yang sulit namun bukanlah juga hal yang gampang, karena gampang dan sulit tergantung dari kemauan dari seorang tersebut untuk memahami etika bisnis tersebut.

Kemauan ini jugalah yang menjadi suatu factor yang sama pentingnya dengan etika kita dalam berbisnis, karena berbisnis muncul karena adanya kemauan berbisnis dari diri orang tersebut. Apabila tidak ada kemauan maka pasti kita pun sulit untuk memahami etika dalam berbisnis

Maka dari itu apabila ingin berbisnis denga etika bisnis, bangkitlah keamuan dalam diri kita untuk berinovasi dan berwirausaha. Kemauan itulah yang menjadi dasar berbisnis.

Peranan Etika dalam Bisnis :
MenurutRichard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :1.Produk yang baik 2.Managemen yang baik 3.Memiliki EtikaSelama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikeloladengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb.Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomenasosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterimadalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.

Sumber :
http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=275:peranan-etika-dalam-bisnis&catid=38:business-ethics&Itemid=66

http://www.scribd.com/doc/18575776/ETIKA-BISNIS

Peranan Etika Dalam Bisnis


 PERANAN ETIKA BISNIS

Etika Berbisnis mengajarkan bagaimana tahapan-tahapan dari saat kita merencanakan suatu bisnis,proses bisnis,dan yang lainya sampai kita mendapatkan suatu kesuksesesan dalam berbisnis. Kesuksesan dalam berbisni pun tergantung dari etika berbisnis. Kesuksesan adalah bisnis yang tidak sering mendapatkan kegagalan, kemudian dikatan sukses apabila bisnis tersebut sering memperoleh keuntungan.

Sedangakan Etika bisnis adalah suatu proses dimana proses tersebut mengajarkan kita dalam berbisnis. Jadi hubungannya dalah kesuksesan dalam berbisnis akan terjadi apabila kita sangat memahami etika-etika yang ada dalam berbisnis.

Setiap orang wirausaha memiliki etika bisnis masing-masing, namun secara umum etika bisnis tersebut sama. Seorang wirausaha terbagi menjadi dua bagian dalam memahami etika bisnis. Yang pertama adalah Seorang wirausaha yang memahami etika bisnis sebelum dia mmulai bisnis. Maksunya dalah seorang wirausaha tersebut telah mendapatkan suatu ilmu mengenai etika bisnis. Setelah memahami seorang wirausaha tersebut baru melakukan bisnis.

Adapun yang kedua adalah seorang wirausaha yang memahami etika bisnis setelah dia melakukan bisnis. Tipe seorang wirausaha inilah yang sering belajar dari kegagalan. Jadi dia memahami bagaimana beretika dalam berbisnis tersebut setelah dia merasakan bagaimana gampang susahnya dalam berbisnis.

Banyak sekali yang diajarkan dalam suatu etika berbisnis diantaranya mencari gagasan untuk memulai bisnis, perencanaan bisnis, proses berbisnis, pemasaran usaha, dan lain lain. Bahkan didalam etika bisnis pun kita diajarkan bagaimana saat kita mendapatkan kegagalan dan menghadapi kegagalan tersebut.

Jadi untuk berbisnis dibutuhkan sekali etika bisnis apabila bisnis tersebut ingin berjalan sesuai dengan etikanya tersebut. Memahami etika bisnis bukanlah hal yang sulit namun bukanlah juga hal yang gampang, karena gampang dan sulit tergantung dari kemauan dari seorang tersebut untuk memahami etika bisnis tersebut.

Kemauan ini jugalah yang menjadi suatu factor yang sama pentingnya dengan etika kita dalam berbisnis, karena berbisnis muncul karena adanya kemauan berbisnis dari diri orang tersebut. Apabila tidak ada kemauan maka pasti kita pun sulit untuk memahami etika dalam berbisnis

Maka dari itu apabila ingin berbisnis denga etika bisnis, bangkitlah keamuan dalam diri kita untuk berinovasi dan berwirausaha. Kemauan itulah yang menjadi dasar berbisnis.

Peranan Etika dalam Bisnis :
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
1.Produk yang baik 
2.Managemen yang baik 
3.Memiliki EtikaSelama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikeloladengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb.Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomenasosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterimadalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.



PERANAN ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN KEUANGAN

PENDAHULUAN
            Bisnis di Indonesia memerlukan pengembangan yang didasarkan pada pemikiran bahwa moral sangat menentukan bagi keberhasilannya, baik dalam skala nasional maupun internasional. Pemahaman etika bisnis menjadi kebutuhan yang mendesak bagi pelaku bisnis itu sendiri, maupun berbagai pihak yang bersangkutan dengan bisnis.
            Mengenalkan etika yang relevan dengan issue moral dalam kegiatan bisnis, menjelaskan keterampilan analitis yang rasional dalam menerapkan konsep-konsep etika untuk menyelesaikan permasalahan moral dan mengidentifikasi issue-issue moral yang bersangkutan dengan berbagai fungsi manajemen etika keuangan. Pemahaman materi tersebut diperlukan bagi pimpinan perusahaan yang akan selalu menghadapi permasalahan moral dalam kegiatan bisnis mereka.

A.    ETIKA DALAM MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan dalam konteks pembahasan ini adalah berhubungan dengan penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa mendatang. Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgetting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan lembaga bisnis yang merupakan terjemahan program kerja lembaga bisnis ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Penganggaran budgetting merupakan proses yang mencakup :
  1. Penyusunan rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap jenis tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga.
  2. Penentuan rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif lainnya, dilakukan melalui sistematika dan logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Rencana kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau secara keseluruhan, harus dapat berjalan dengan serasi.
  4. Penyusunan rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen sehinngga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh anggota manajemen.
  5. Anggaran merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi Top Manajer dalam mengelola bank, dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.
  6. Anggaran merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana kerja, sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
  7. Anggaran merupakan alat pengawas dan pengendalian jalannya bisnis.
Penganggaran merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar bagi penetapan strategi bisnis. Penganggaran merupakan perencanaan strategi unit bisnis, terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan lembaga bisnis.

B.     ETIKA DALAM AKUNTANSI
Secara sederhana, akuntansi adalah proses bisnis mencapai kegiatan keuangan dengan mencatat pengeluaran dan penerimaan serta laporan keuangannya. Akuntan yang bekerja di suatu perusahaan melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan standart dan prinsip yang diakui di suatu negara. Akuntan karyawan adalah pekerja di suatu perusahaan, dan sama seperti karyawan yang lain dalam melakukan pekerjaannya, memiliki kewajiban moral yang sama seperti karyawan yang lain. Ada profesi akuntan yang disebut akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan, perusahaan jasa untuk memeriksa buku perusahaan dan laporan keuangannya. Akuntan dibayar oleh perusahaan yang diauditnya, tetapi melayani masyarakat umum yang memerlukan informasi tentang keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Akuntan publik sering menghadapi tekanan dari nasabahnya yang menginginkannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak legal, seperti menurunkan besarnya pendapatan, memalsukan dokumen, memalsukan biaya, menghindari pajak pendapatan, dan lain-lain. Tindakan-tindakan tidak legal ini tidak perlu dipermasalahkan lagi moralitasnya, karena sudah jelas tidak bermoral.
Permasalahan moral yang paling banyak dipermasalahkan adalah melakukan earnings management, yaitu tindakan untuk menaikkan atau menurunkan pendapatan perusahaan tanpa adanya kenaikan atau penurunan yang sebenarnya dari operasi perusahaan. Permasalahan moral yang lain adalah penentuan biaya jasa akuntansi tersebut. Issue yang lain adalah bagaimana menangani permasalahan yang terjadi karena perubahan-perubahan yang cepat terjadi dalam peraturan, hukum, dan praktek serta aturan akuntansi. Bagi banyak akuntan, tindakan yang bermoral adalah yang mengikuti aturan atau standart tersebut. Banyak yang berpendapat tidak demikian, kenyataannya makin jauh moralitasnya dari aturan dan standar itu sendiri.
Tujuan dari pemeriksaan akuntansi dari suatu perusahaan adalah untuk meyakinkan kepada masyarakat umum bahwa keuangan perusahaan sebagaimana dilaporkan adalah benar, sistem itu sendiri tidak dibuat untuk menjamin hal tersebut. Perusahaan jasa akuntan yang memeriksa keuangan perusahaan sebenarnya bekerja pada perusahaan tersebut. Walaupun kantor akuntan tersebut sama sekali lepas dan tidak ada unsur kepemilikan dalam perusahaan yang diperiksa, akan tetapi perusahaan yang diperiksa itu yang membayar untuk pekerjaannya. Kantor akuntan tidak memiliki tanggung jawab untuk membuktikan kebenaran informasi yang diberikan kepadanya. Kantor akuntan juga tidak bertanggung jawab untuk melaporkan setiap kesalahan, kecurangan, dan perbedaan yang ditemukannya, walaupun hal ini tidak berarti bahwa kantor tersebut menyembunyikan kejahatan. Dengan demikian, sistem sekarang ini tidak benar-benar mampu menyelesaikan mereka yang ingin mengetahui kesalahan keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan.
Bila hal ini benar-benar untuk melindungi kepentingan publik, maka secara moral kantor akuntan wajib untuk mendahulukan kepentingan umum. Dalam kenyataannya, tidak ada kepastian mengenai tujuan dari kebijakan itu sendiri, sehingga potensi kantor akuntansi secara moral juga tidak jelas. Banyak kantor akuntan yang merangkap jasa konsultasi manajemen, dan ini memperbesar konflik kepentingan. Bila suatu kantor akuntan adalah konsultan suatu perusahaan dan kemudian yang memeriksa perusahaan tersebut, maka hasilnya akan selalu memuaskan.

Sumber : http://www.google.co.id/url?q=http://xa.yimg.com/kq/groups/25103345/1924019813/name/ETIKA%2520BISNIS-%2520...&sa=U&ei=7sHyUJDJIsmokQXmvoCYAQ&ved=0CBwQFjAEOBQ&sig2=Bn4K9Snhyepgw2ZOMVehYA&usg=AFQjCNEe23nAvMo7aM8hX-15op7WpgbnXA